Kabar baik
kembali datang dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar.
Salah satu
mahasiswanya, Qintan Ghefira Noor Zahiyyah, berhasil merah Juara favorit perwakilan
wilayah Sulawesi Selatan pada lomba video kemerdekaan yang dilaksanakan Baitulmaal
Muamalat (BMM).
Hal ini diketahui dari pengumuman pemenang pada hari Kamis, 28 Agustus
2025, secara online.
Kegiatan yang
mengusung tema “Merdeka Berbagi” ini berlangsung sejak 8 hingga 24 Agustus 2025
dan masa penjurian 25-27 Agustus 2025.
Mahasiswa semester 2 tersebut mengaku mendapat informasi tentang
lomba ini secara tidak sengaja saat sedang scrolling di Instagram.
Setelah membaca lebih lanjut, ia merasa tertarik untuk mencoba, dan
akhirnya memutuskan untuk ikut di H-1 sebelum batas pengumpulan video.
Dengan waktu yang sangat singkat, yaitu hanya satu hari, ia menyusun
konsep, turun di lapangan, melakukan wawancara, mengambil stok video sebanyak
mungkin, dan melakukan editing intensif, hingga video akhirnya ia setorkan
beberapa jam sebelum penutupan lomba.
Mahasiswa kelas A angkatan 2024 ini bercerita hikmah dibalik mengikuti
lomba ini.
“Proses ini mengajarkan saya bagaimana memaksimalkan waktu terbatas
untuk hasil terbaik,” ujarnya.
Ia membuat video berbentuk short documentary dengan tema
“Merdeka dari Kelaparan dan Kemiskinan.” Tema tersebut ia pilih karena ingin
mengangkat isu sosial yang masih sangat nyata di egara kita khususnya di Kota
Makassar, terutama terkait kemiskinan dan ketidakmerataan pekerjaan.
Untuk itu, ia turun langsung ke lapangan, mengamati kondisi
masyarakat, dan mewawancarai beberapa narasumber, termasuk pekerja serabutan
dan pemulung, untuk mendengar langsung bagaimana mereka bertahan hidup
sehari-hari.
Tujuannya adalah menyampaikan cerita yang nyata dan menyentuh,
sehingga penonton bisa lebih peduli dengan kondisi sekitar.
Qintan, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa pengalaman dalam
membuat video ini benar-benar membuka matanya tentang kondisi masyarakat sekitar.
“Saat turun langsung ke lapangan, saya melihat banyak orang masih
hidup dalam keterbatasan dan belum merasakan pemerataan ekonomi. Hal itu
membuat saya lebih peka dan bersyukur dengan apa yang saya miliki, sekaligus
termotivasi untuk terus menyuarakan isu-isu sosial lewat karya saya. Pengalaman
ini bukan hanya soal lomba, tapi juga pelajaran hidup tentang realitas
masyarakat yang sering luput dari perhatian,” ujarnya.
Ia berharap bahwa dengan kemenangan tersebut video yang dia buat bisa
tersebar dengan sangat luas dan membuka mata masyarakat yang lain untuk lebih
peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.